Raperda Kebun Raya Sriwijaya di Bentuk
Halosumsel.com –
Kabupaten Ogan ilir akan membangun Kebun Raya Sriwijaya seluas 100 hektar. Saat ini sudah memasuki tahap lanjutan merancang payung hukum berupa raperda yang tengah disusun pihak eksekutif.
Ardani, Karo Hukum dan HAM Sekretris Daerah (Setda) Pemprov Sumsel mengatakan dalam rangka pengelolaan Kebun Raya Sriwijaya tentu dilakukan proses pembangunan yang matang.
“Dimana pembangunn didahului dengan perencanaan, proses pembangunan dan pengelolaannya. Maka butuh payung hukum sehingga disusunlah Raperda ini,” ujar Ardani.Lanjutnya, Pihaknya meminta masukan dari seluruh SKPD dan instansi terkait. Seperti Dinas Kehutanan, Perkebunan, hingga Perguruan Tinggi. Dia menambahkan, inti Raperda itu memiliki sejumlah draft dan aturan penting seperti diantaranya, latar belakang, tujuan dan fungsi kebun raya.
“Selain itu, bagaimana perencanaan pembangunannya, pelaksanaan pembangunannya, bagaimana pengelolaannya, serta ada pembinaan dan pengawasan,” tukasnya.
Ardani menambahkan, rapat lanjutan akan dijadwalkan pekan depan. Kemudian, pada 1 Februari mendatang akan dilakukan paparan di DPRD Sumsel. “Makanya kita intens membahasnya dan masih akan berlanjut,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Balitbangnovda Sumsel, Dr. Alamsyah mengatakan, Proses pembangunan Kebun Raya Sriwijaya tengah dilakukan dan melibatkan berbagai pihak. Diantaranya, untuk pembangunan Boulevard dibantu pihak PU Bina Marga, danau atau tiga kolam oleh Kementerian PU, pembuatan Kanal keliling oleh PU Pengairan Sumsel.
“Nah, Balitbang sendiri akan membangun pagar, solar sel , pembibitan serta sumur bor. Sementara tahun 2016 ini, sudah rapat dengan PTBA soal pembahasan draft DED. Berlanjut proses penanaman tanaman di lahan oleh Connoco Phillips,” jelas Alamsyah.
Dia menambahkan, “Proses penanaman dilakukan sekitar Mei atau Juni tahun ini. Jenis tanaman sudah ditentukan, diantaranya merupakan pepohanan atau tanaman sesuai lahan basah.Selain itu, apotik hidup dan tanaman obat-obatan, dan lainnya”.
“Luasan Kebun Raya ini mencapai 100 ha, sementara untuk pendanaan melibatkan berbagai pihak yakni dana dari APBN, APBD, dan perusahaan,” kata dia.
Alamsyah menambahkan, kebun raya tersebut ditarget dapat selesai pembangunannya pada tahun 2017 mendatang. “Tahun lalu merupakan proses penelitian dan pengkajian dan tahun ini pelaksanaan pembangunan lebih lanjut. Kita juga dibantu LIPI, Unsri, IPB, dan bermitra dengan Australia sebatas pendampingan,” tutupnya.
Kebun raya tersebut nantinya akan dijadikan riset dan rekreasi masyarakat, ditanami ratusan tanaman juga sebagai pusat tanaman obat lahan basah.(yuyun)